Selasa, 31 Mei 2011

HOLOPHILA SULAWESI

New monoecious of Halophila sulawesii 
(Hydrocharitaceae)from Indonesia

John Kuo*
Centre for Microscopy, Charakterization and Analysis, The University of Western Australia, 35, Stirling Highway, Crawley, Western Australia 6009, Australia
Received 5 January 2007; received in revised from 13 April 2007; accepted 17 April 2007
Available online 24 April 2007




Sebuah spesies Lamun baru, Halophila sulawesii, adalah termasuk dalam kelash Halophila. Spesies ini memiliki kesamaan vegetative seperti jenis Halophila ovalis. Bagaimanapun juga, H.ovalis adahalah tanamana diocious sedangkan H.sulawesi adalah sebuah tanaman monoecious. H. sulawesii dapat di temukan pada batu pasir coral antara kedalaman 10 sampai 30 meter.
Habitat H. sulawesii biasanya tumbuh pada monospesifik air bersih pada kedalaman 10 sampai 10 di atas pasir dengan karbonasi sedimen pada bagian dasar karang. Spesies ini tumbuh pada karang Acropora sp. Dan Seriatopora hystrix sebagaimana juga dengan lamun Halodule uninervis dan Halophila decipiens (gabungan dari spesies ini).
Spesies baru H. sulawesii telah di beritakan sebagai “air bagian dalam H.ovalis” oleh para beberapa peneliti (Verheij dan Ertemeijer). Pada pengamatan yang pertama, spesies ini sejenis juga dengan spesies H. ovalis karena mempunyai vegetative morphological, 12-16 ujung daun di mana pada setiap sisinya sangat lembut. Bagaimanapun juga, H. Sulawesi dapat mudah di samakan dengan H. ovalis dengan melihat karakteristiknya seperti ujung daun yang bercabang dan jarak yang besar diantara batas lamina dan batas intra (0,5 – 1 mm).
Lebih pentingnya, dari H. ovalis, H sulawesii adalah bunga monoecious seperti H. capricorni. (pada gambar 1 dan 2) Di H. sulawesii dan H. capricorni satu jantan atau satu betina, bunga adalah berbeda susuna dengan rhizome. Lebih detailnya, demonstrasi reproduktifitas morfologi  adalah sangat signifikan berbeda antara H. sulawesii dan H. capricorni. Pedicel nya 15 – 25 mm, hypnathium nya 7 – 10 mm dan batas halus di bunga. Sedangkan (pada gambar 4) pedicelnya 5,5 – 7,5 mm dan hypnatium nya 2 – 3 mm.
                H. sulawesii dan H. capricorni berbeda di dalam morfologi vegtatifnya, tanaman H. sulawesii memiliki rhizome dengan diameter kurang dari 0,5 mm dan lateral shoot nya tidak keliahatan. Ukuran dari limanea dari spesies ini adalah ovate, dan bagian permukaan laminae nya halus dan petioles nya lebih panjang dari pada laminae nya. Tanaman H. capricorni memliki rhizome dengan diameter lebih dari 1 mm dan lateral shoot nya sekitar 2 – 8 mm. dan ukuran dari limanea dari H. capricorni ini sendiri adalah oblong, permukaan abaxial nya mempunyai rambut yang tipis, dsan petioles nya lebih pendek dari pada laminae nya.
Genus Halophila mengandung setidaknya 20 spesies yang menuju pada 5 tahap. Dari semuanya, hanya 4 spesies, H. decipiens, H. beccarii Aschesrson, H. capricorni, H. sulawesii adalah monoecious. Dengan pengecualian pada H. beccarii, yang mana menuju pada sesi monotopik Microhalophila, dan 3 spesie monocious lainnya bersama dengan 11 spesie dioecious lainnya yang mnuju pada sesi Halophila.
                Sesungguhnya, habitat dan distribusi geografis dari empat monocious spesies Halophila adalah berbeda. H sulawesii hanya terdapat pada bagian dalam air dari pulau Sulawesi yang terdapat pada Negara Indonesia. H capricorni juga terdapat pada bagian dalam air, tetapi hanya terdapat pada batu coral laut. H decipiens terdapat pada bagian intertidal hingga air bagian dalam dan hamper semuanya terdistribusi di seluruh dunia. Dan di tempat lain, H. beccarii hanya terdapat pada bagian air yang kotor, biasanya terdapat bersama dengan mangrove, dan terdapat pada bagian timur samudera hindia hingga bagian barat samudera pasifik.
                Dari material yang terbatas dari spesies H. sulawesii yang di pelajari, peridoik anthesis dari jantan dan betina dari rhizome yang sama adalah berbeda. Ini telah di ketahui bahwa bungan betina pada spesies ini selalu lebih advanced dari pada bungan yang jantan, phenomenon, diketahui sebagai protogyny,dan tanaman monoecious ini sendiri sangat jarang self-pollinating. Sejak herbarium dari fragment dari populasi tidak dapat di konklusikan. Surfei lapangan telah mengivestifigasi precise distribusi dan reproduktfitas biologi dari monoecious ini sangatlah di rekomendasikan.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More