Kamis, 24 November 2011

Anatomi Karang

     Karena anggota – anggota terumbu karang yang dominan adalah karang, maka perlu dimengerti sedikit mengenai anatominya. Karang adalah anggota filum Cnidaria, yang termasuk mempunyai bermacam – macam bentuk seperti ubur–ubur, hydroid, hydra air tawar dan anemon laut. Karang dan anemon laut adalah anggota taksonomi kelas yang sama, yaitu anthozoa. Perbedaan yang utama adalah bahwa karang menghasilkan kerangka luar dari kalsium karbonat, sedangkan anemon tidak. Karang dapat berkoloni atau sendiri, tetapi hampir semua karang hermatipik merupakan koloni, dengan berbagai individu hewan karang atau polip mempunyai mangkuk kecil atau koralit dalam kerangka yang masif. Tiap mangkuk atau koralit mempunyai beberapa seri septa yang tajam dan bebrbentuk daun yang keluar dari dasar. Pola septa berbeda – beda setiap spesies dan merupakan dasar dalam pembagian spesies karang (Nybakken, 1992).

     Ditinjau dari segi anatomisnya secara singkat dapat diuraikan bahwa karang tersusun atas unit – unit organisme yang sangat kecil atau disebut polip. Polip tersusun atas 2 lapis jaringan yakni : lapisan epidermis dan gastrodermis yang menempel pada suatu rangka sedangkan antara dua lapisan tersebut dibatasi oleh lapisan mesoglea. Hewan polip juga mempunyai senjata untuk menangkap massa berupa benang (mesentery filaments) yang mengandung nematocyst. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, tenggorok, dan columella (bagian tengah dari corralite dibawah mulut). Corralite merupakan bagian rangka yang diendapkan oleh satu hewan polip. Dinding rangka yang mengelilingi masing – masing polip disebut theca. Sedangkan bahan rangka yang mengelilingi koralit disebut coenosteum. Antar polip dihubungkan oleh jaringan yang disebut coenosarc. Tiap koralit terdapat septa yang merupakan struktur menyerupai lempeng dari bahan kapur tersusun radier dari dinding rangka menuju ke titik tengah koralit (Wibisono, 2005).

     Polip anthozoa berbeda dengan polip hydrozoa, karena mulutnya berhubungan dengan pharynx, rongga gastrovaskuler terbagi atas sekat – sekat longitudinal (septa) menjadi beberapa kamar, gastrodermis pada sekat mengandung nematokis dan gonad. Hidup sebagai polip soliter atau koloni; dalam daur hidupnya tidak ada stadia medusa. Kelas anthozoa mencakup lebih dari 6000 spesies, 2 subklas (Zoantharia dan Alycyonaria). Salah satu dari subklas Zoantharia adalah Sea anemone. Sea anemone adalah polip soliter, tinggi antara 1,5-5cm dengan diameter 1-2cm; terkecil 4mm dan terbesar stoichatis di great barrier reef denagn diameter ujung oral sampai 1m. warna bervariasi putih, hijau, biru, jingga, merah atau perpaduan berbagai warna. Terdapat diperairan pantai seluruh dunia terutama daerah tropis, pada batu, cangkang atau meliang di lumpur atau pasir. Bagian terbesar sea anemone adalah sebuah batang tubuh seperti tabung, di bagian aboral terdapat telapak kaki yang datar (pedal disk), di bagian oral agak melebar terdapat mulut dikelilingi  tentakel bolong berjumlah 6 helai sampai beberapa ratus helai.
  
     Bentuk mulut lonjong, pada salah satu atau kedua ujung terdapat alur bercilia yang terus memanjang pada sisi pharynx, untuk mengalirkan air ke rongga gastrovaskuler. Alur bercilia pada sea anemone disebut siphonoglyph. Bentuk mulut yang memanjang dan adanya siphonoglyph menyebabkan sea anemone tidak simetri radial tapi simetri bilateral. Mesoglea tebal berisi serabut dan sel amoeboid bebas. Epidermis banyak mengandung lender kadang-kadang mempunyai flagella. Ostia pada septa untuk mengalirkan air antar kamar-kamar. Filament dan acontia kaya nematokis dan sel kelenjar acontia dapat keluar melalui dinding tubuh atau mulut sebagai alat penangkis. Bila sea anemone mengkerut mengecil, permukaan batang tubuh dekat oral akan menutupseluruh tubuh bagian atas (Suwignyo, 2000).



 (Terangi, 2010).




Sumber :
Nybakken, J.W.  1992.  Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologi (alih bahasa dari  Marine Biology : An Ecologycal Approach, Oleh : M. Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen, M.Hutomo, dan S. Sukardjo).  PT Gramedia. Jakarta

Suwignyo, 2000. Avertebrata Air, oleh Sugiarti Suwignyo, Bambang Widigdo, Yusli Wardianto, Majariana Krisanti. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.


Wibisono, 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Penerbit Grasindo. Jakarta. 


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More